- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Blockchain - Mengenal Lebih Dalam tentang blockchain ( Apa , Sejarah, Cara Kerja hingga Keunggulannya )
Diposting oleh
Surzansyah
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jika kita bicara soal crypto dan Bitcoin, tidak bisa lepas dari teknologi di baliknya, yaitu blockchain. Blockchain pada dasarnya adalah teknologi yang menjamin keamanan transaksi mata uang crypto dan disebut sebagai inovasi yang akan mengubah industri keuangan. Dengan adanya teknologi blockchain, untuk pertama kalinya kita bisa memiliki aset berharga yang sepenuhnya ada di internet, tanpa bentuk fisik. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara blockchain bekerja, mengapa ia penting, dan apa saja jenisnya.
Ringkasan Artikel
⛓️ Blockchain pada dasarnya adalah sebuah buku kas digital yang aman dan dapat dipercaya, karena memiliki 4 karakteristik utama: terdesentralisasi, konsensus, immutable atau tidak dapat diubah, dan transparan.
π» Buku kas ini terdiri dari kumpulan blok-blok yang berisi data transaksi, yang saling terkait satu sama lain dan membentuk rantai. Oleh karenanya teknologi ini disebut dengan blockchain.
π Blockchain dibagi menjadi dua tipe yaitu public dan private blockchain. Public blockchain bersifat terbuka, bebas digunakan, dan didesain untuk memproses ribuan transaksi. Sementara itu, private blockchain merupakan jaringan terbatas yang memerlukan izin, penggunaannya terbatas, dan biasanya tersentralisasi.
Apa Itu Blockchain?
Blockchain adalah buku kas digital dengan basis data yang terdistribusi ke banyak komputer dalam satu jaringan. Yang membedakan blockchain dengan buku kas atau database lainnya adalah struktur datanya. Hal ini karena blockchain mengumpulkan data-data transaksi ke dalam satu blok dengan kapasitas yang terbatas.
Setiap blok dapat menyimpan data dalam beberapa MB. Tergantung ukuran data transaksinya, sebuah blok tunggal dapat menyimpan ribuan data transaksi keuangan.
Setiap blok yang sudah diverifikasi akan memiliki kode berupa angka dan huruf yang tidak beraturan, yang disebut dengan hash. Kode atau hash ini diproses dari data yang ada di dalam blok dan juga hash dari blok sebelumnya, sehingga blok-blok ini saling terhubung membentuk rantai berkelanjutan. Sehingga, kalau data yang ada di dalam blok berubah, otomatis hash akan berubah. Kalau hash pada satu blok berubah, maka hash pada blok berikutnya pun akan ikut berubah.
Contoh proses hashing dari data transaksi. Sumber: Coin Telegraph
Data dalam blok yang sudah terhubung dalam rantai tidak bisa diubah karena kamu harus mengubah semua blok sebelumnya. Hal inilah yang membuat sistem blockchain begitu aman.
Sejarah Blockchain
Blockchain saat ini selalu diasosiasikan dengan crypto, walau sebenernya teknologi ini udah dikembangkan jauh sebelum Bitcoin ada. Adalah dua orang ilmuwan yang bernama Stuart Haber dan Scott Stornetta yang menciptakan konsep blockchain pada awal tahun 1990-an.
Teknologi ini kemudian menjadi fondasi Bitcoin yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Nakamoto membuat konsep blockchain Bitcoin pertama kali pada tahun 2008 dan merilis whitepaper pertama tentang teknologi ini pada tahun 2009. Dalam whitepaper tersebut, Nakamoto mengutip tiga hasil riset kriptografer Haber dan Stornetta, dan menjelaskan tentang bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan keamanan pengiriman mata uang digital melalui sistem desentralisasinya.
Lalu, Bagaimana Cara Kerja Blockchain?
Blok pertama dalam sebuah blockchain disebut sebagai genesis block. Setiap blok baru akan ditambahkan ke ujung rantai. Lalu, blok setelahnya akan memiliki data tentang susunan semua blok sebelumnya untuk menjaga keutuhan rantai blockchain.
Algoritma akan melakukan verifikasi terhadap setiap blok sebelum ditambahkan ke dalam rantai. Metode verifikasi setiap blockchain bisa saja berbeda tergantung mekanisme konsensus yang diterapkan. Mekanisme konsensus ini berfungsi untuk mengecek bahwa setiap data benar, akurat, dan aman. Dalam kasus Bitcoin, setiap penambang perlu memecahkan sebuah teka-teki kriptografi rumit untuk menambahkan blok ke dalam blockchain Bitcoin.
Begitu transaksi kita terverifikasi, datanya akan disimpan dalam sebuah blok, bersama ribuan transaksi yang lain. Data ini berisi nominal transaksi, digital signature kita dan pihak yang berhubungan. Urutan transaksi yang disimpan tetap terjaga, artinya transaksi yang paling awal akan selalu disimpan di paling depan dan sebaliknya.
Akhirnya setelah semua transaksi dalam blok tersebut terverifikasi, algoritma blockchain membentuk sebuah hash berdasarkan transaksi di dalamnya. Blok yang baru ini juga diberikan data hash blok sebelumnya. Inilah yang menghubungkan blok yang baru dengan rantai blockchain.
Saat sebuah blok baru tersebut ditambahkan ke dalam blockchain, blok tersebut menjadi publik dapat dilihat oleh siapapun, termasuk kita sendiri. Kita dapat melihat data blockchain publik seperti Bitcoin melalui blockchain.com atau ETH melalui Etherscan.io.
Terakhir, informasi tentang setiap blok dan rantai jaringan ini tidak disimpan dalam satu komputer tapi disebarkan pada semua penambang yang berperan sebagai (node). Sistem seperti ini juga disebut sebagai distributed ledger.
Kelemahan Blockchain
⚡Membutuhkan energi besar: Teknologi blockchain membutuhkan energi listrik yang cukup besar. Energi ini dibutuhkan penambang sebagai node yang memproses penambahan blok ke dalam rantai blockchain. Bitcoin mengonsumsi sekitar 80 TwH per tahun (CCAF).
π Kepadatan jaringan: Kepadatan jaringan dalam sebuah blockchain dapat menyebabkan berbagai hal seperti biaya transaksi mahal, proses transaksi lambat, dan bahkan transaksi gagal. Blockchain generasi awal seperti Bitcoin dan Ethereum hanya dapat memproses sejumlah transaksi dalam satu waktu.
π₯️ Skalabilitas: Salah satu hambatan paling besar terhadap penggunaan massal blockchain adalah skalabilitas. Teknologi blockchain sendiri masih dalam tahap perkembangan dan kita belum mengetahui apakah jaringannya dapat menahan beban saat digunakan oleh jutaan orang sekaligus dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, banyak teknologi blockchain baru berusaha memecahkan masalah skalabilitas dan kecepatan transaksi.
Keuntungan Blockchain
π Aman: Jaringan blockchain diamankan menggunakan teknologi kriptografi yang menjamin keamanannya dari berbagai macam serangan. Namun, terdapat titik kelemahan dalam berbagai teknologi yang dihubungkan ke jaringan blockchain seperti dompet digital, server penyimpanan data, situs web, dan platform aplikasi terdesentralisasi.
π΅️ Anonimitas data transaksi: Blockchain menawarkan pseudonimity di mana data pribadi setiap transaksi disamarkan. Sistem seperti ini memberikan perlindungan terhadap data pribadi setiap pengguna dan tepat memberikan transparansi.
π Global: Aplikasi dan platform yang menggunakan sistem blockchain bersifat global dan tidak dibatasi oleh batasan negara atau wilayah. Pemindahan aset dan transaksi pada blockchain bisa dilakukan dari semua wilayah yang memiliki akses internet.
π€ Peer-to-peer (P2P): Semua transaksi pada sistem terdesentralisasi diproses secara peer-to-per (P2P) tanpa membutuhkan pihak ketiga.
⚖️ Transparan: Semua data transaksi yang pernah terjadi pada sebuah blockchain publik dapat diakses secara mudah melalui berbagai situs seperti ETHscan. Data ini juga meliputi nomial, waktu, dan alamat tujuan transaksi.
Komentar
Posting Komentar